"Apabila kalian minum, janganlah bernafas
di dalam gelas, dan ketika buang hajat, janganlah menyentuh kemaluan dengan
tangan kanan." (HR. Bukhari 153)
"Nabi SAW. melarang bernafas di dalam gelas
atau meniup isi gelas." (HR. Ahmad 1907, Turmudzi 1888)
Biasanya ketika kita makan makanan atau minuman
yang panas maka kita meniupnya agar makanan atau minuman yang masuk ke mulut
kita menjadi dingin. Hal ini dapat berisiko terhadap kesehatan kita dikarenakan
makanan atau minuman yang masih panas tersebut akan mengeluarkan uap air yang
mana kita tahu uap air adalah H2O.
Jika kita meniupnya, maka kita akan mengeluarkan gas
CO2 dari dalam mulut. menurut reaksi kimia, apabila uap air bereaksi dengan
karbondioksida akan membentuk senyawa asam karbonat (carbonic acid) yang
bersifat asam.
H2O + CO2 => H2CO3
Perlu kita tahu bahwa di dalam darah itu terdapat
H2CO3 yang berguna untuk mengatur pH (tingkat keasaman) di dalam darah. Darah
adalah Buffer (larutan yang dapat mempertahankan pH) dengan asam lemahnya
berupa H2CO3 dan dengan basa konjugasinya berupa HCO3- sehingga darah memiliki
pH sebesar 7,35 – 7,45 dengan reaksi sebagai berikut:
CO2 + H20 HCO3- + H+
Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah
sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH
darah. Adanya kelainan pada mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa
menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa,
yaitu asidosis atau alkalosis.
Asidosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu
banyak mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering
menyebabkan menurunnya pH darah.Sedangkan Alkalosis adalah suatu keadaan dimana
darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan
kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.
Kembali lagi ke permasalahan awal dimana makanan
kita tiup lalu karbondioksida dari mulut kita akan berikatan dengan uap air
dari makanan dan menghasilkan asam karbonat yang akan mempengaruhi tingkat
keasaman dalam darah kita sehingga akan menyebabkan suatu keadaan dimana darah
kita akan menjadi lebih asam dari seharusnya sehingga pH dalam darah menurun. Keadaan
ini lebih dikenal dengan istilah asidosis.
Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan
menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan
kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada
akhirnya ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara
mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.Tetapi kedua mekanisme tersebut
tidak akan berguna jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam,
sehingga terjadi asidosis berat. Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita
mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan
mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat
turun yang bisa menyebabkan syok, koma dan bahkan kematian.
Begitu banyak penilitian-penelitian ilmiah yang
membuktikan satu-persatu tentang manfaat perintah/anjuran Rasulullah SAW. jika kita mengerjakannya atau kerugian jika
kita melanggar larangannya. Kadang anjuran/larangan yang beliau terapkan
terkesan sepele bagi kita. Namun pada akhirnya terungkap bahwa di balik
larangan tersebut akan mengakibatkan hal yang negatif bagi kesehatan jika
dilanggar.
Bagaimana bisa Rasulullah SAW. yang hidup di zaman
di mana perkembangan sains belum sedemikian pesat bisa mengeluarkan larangan
seperti itu ? Bagaimana mungkin jika beliau bukan seorang utusan yang
mendapatkan wahyu dari-Nya?
Subhanallah,,
TERIMA KASIH
Salam Hangat,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar