Limbah adalah kotoran /sisa pengolahan pabrik atau aktivitas manusia yang berbahaya dan dapat menimbulkan polusi serta gangguan kesehatan. Pada umumnya limbah itu harus dibuang dan dimusnahkan agar tidak membahayakan manusia dan lingkungan. Limbah dapat diolah menjadi barang-barang yang beguna seperti hand bag yang terbuat dari plastic ataupun tempat tissue yang terbuat dari kardus bekas pakai. Secara umum limbah terbagi menjadi limbah cair, limbah padat dan limbah gas. Apabila semua itu tidak terorganisasi dengan baik, maka penumpukan pun akan terjadi dan menyebabkan berbagai polusi; baik polusi udara, air, tanah, dan polusi lain yang menjadi sarang penyakit. Seperti kita ketahui, limbah plastik hanya dapat terurai berkisar 50 tahun lebih. Jika plastik tidak dimanfaatkan secara baik dengan cara mengolahnya menjadi barang yang dapat di daur ulang, tentu hal itu akan menyebabkan penumpukan dimana-mana, sedangkan produksi plastik untuk kemasan makanan maupun sebagai kantong akan terus di produksi oleh produsen plastik. Oleh karna itu kita harus bisa memanfaatkan keadaan sekitar sekaligus juga kita dapat mengurangi limbah yang hanya terbuang sia-sia. Kenapa tidak bila kita memanfaatkan limbah tersebut untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah. Jika kita tidak menyiasati keadaan ini, mungkin 20 tahun kedepan anak cucu kita tidak dapat melihat sungai yang bersih, serta udara yang segar, bila limbah tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik.
Contoh limbah yang dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga menjadi barang yang lebih berguna dari sebelumnya, adalah :
- Plastik bekas bungkus rinso atau pemutih pakaian lainnya bisa kita manfaatkan menjadi tas-tas untuk belanja atau sebagai bingkai foto.
- Botol-botol beling atau kaca yang bisa digunakan untuk menghias dinding rumah.
- Kardus bekas yang diolah menjadi kotak tissue.
- Botol bekas yang dijadikan lampion hias dan hiasan.
- Rangkaian bunga yang terbuat dari plastic atau sedotan.
- Dedaunan kering yang dimanfaatkan sebagai hiasan bingkai.
- Tempat pencil yang terbuat dari kardus
B. Macam-Macam Limbah
Berdasarkan sumbernya limbah terdiri atas:
- Limbah domestik/rumah tangga limbah yang berasal dari pembuangan sisa rumah tangga (sisa sayuran, kotoran manusia)
- Limbah Industri limbah yang berasal dari industri/pabrik (sisa kain, asap, air yang tercemar, dll)
- Limbah Nuklir limbah yang berasal dari hasil pembuangan reactor nuklir (radiasi nuklir)
- Limbah Komersial limbah yang berasal dari aktifitas perdagangan/pasar (tomat busuk, sayuran busuk, potongan rambut, dll)
- Limbah Alam limbah yang berasal dari alam (ranting pohon, daun kering, dll)
- Limbah Padat (kertas, botol, kardus, dll)
- Limbah Cair (detergen, pemutih, cairan pewarna, dll)
- Limbah Gas ( Asap kendaraan, asap rokok, asap industri, dll)
- Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun/ limbah B3 ( kamper, pengharum ruangan, pewarna rambut, baterai kering).
Berdasarkan senyawanya limbah terdiri atas:
- Limbah Organik Limbah yang dapat diuraikan oleh bakteri pembusuk/microba. (sisa sayuran, bangkai makhluk hidup, daun-daunan, ranting)
- Limbah Anorganik Limbah yang tidak dapat terurai oleh bakteri pembusuk. (Kaca, plastic, keramik, besi, dll)
Macam-macam limbah yang dapat didaur ulang :
- Kertas. Semua jenis kertas dapat didaur ulang, seperti kertas koran dan kardus.
- Gelas. Botol kecap, botol sirup, dan gelas / piring pecah dapat digunakan untuk membuat botol, gelas, atau piring yang baru atau vas bunga.
- Alumunium. Kaleng bekas makanan dan minuman dapat dimanfaatkan kembali sebagai kaleng pengemas atau sebagai tempat menaruh alat tulis.
- Baja. Baja sisa kontruksi bangunan akan berguna sebagai bahan baku pembuatan baja baru.
- Plastik. Limbah plastik dapat dilarutkan dan diproses lagi menjadi bahan pembungkus (pengepakan) untuk berbagai keperluan. Misalnya, dijadikan tas, botol minyak pelumas, botol minuman, dan botol sampo.
Macam-macam limbah yang dapat dimanfaatkan tanpa proses daur ulang :
- Ampas tahu Ampas tahu bisa digunakan untuk bahan makanan ternak. Limbah tersebut biasanya mengandung gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan hewan ternak.
- Eceng gondok Eceng gondok dapat menjadi limbah di perairan, jika populasinya terlalu banyak. Eceng gondok dapat dimanfaatkan untuk membuat barang kerajinan, seperti tas.
- Sampah organik Contohnya daun-daunan basah dan kotoran ternak. Kedua jenis sampah itu dapat dimanfaatkan sebagai pupuk alami bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Keuntungan menggunakan pupuk organik yaitu tidak merusak kesuburan tanah.
C. Sumber-Sumber Limbah
1. Limbah Rumah Sakit
Rumah sakit menghasilkan banyak jenis limbah; yaitu padat, cair, bahkan juga limbah gas, bakteri, maupun virus. Limbah padatnya berupa sisa obat-obatan, bekas pembalut, bungkus obat, serta bungkus zat kimia. Sedangkan limbah cairnya berasal dari hasil cucian, sisa-sisa obat atau bahan kimia laboratorium. Limbah padat atau cair rumah sakit mempunyai karateristik bisa mengakibatkan infeksi atau penularan penyakit. Sebagian juga beracun dan bersifat radioaktif.Limbah Pertanian
Dapat berasal dari limbah hewan, pupuk, maupun pestisida. Pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air. Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali dapat menimbulkan dampak yang berbahaya bagi air.
2. Limbah Industri
Limbah yang berasal dari industri atau hasil proses kerja industri/pabrik-pabrik. Limbah ini mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Limbah ini dikenal dengan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya). Limbah industri yang mencemarkan air dapat berupa polutan sampah organik dan anorganik. Polutan tersebut berasal dari pabrik pengolahan hasil ternak.
3. Industri Farmasi
Limbah industri farmasi yang memproduksi antibiotik memiliki tingkat bahaya cukup tinggi.
Limbah industri farmasi umumnya berasal dari proses pencucian peralatan dan produk yang tidak terjual dan kadaluarsa.
4. Industri Tekstil
Pabrik kertas menghasilkan limbah cair yang mengandung logam berat jenis Hg dan Cu. Limbah cair tersebut berupa bubur kertas encer yang apabila dibuang sembarangan akan mengakibatkan pencemaran lingkungan.Bahan kimia dalam air limbah pabrik kertas seperti sulfite, fenol, klorin, metal merkaptan sangat membahayakan kehidupan biota perairan, dapat mengendap ke dasar perairan dan mengganggu keseimbangan dan kelestarian kehidupan perairan. Tingginya kebutuhan oksigen untuk menguraikan limbah pabrik kertas akan menurunkan kadar oksigen terlarut (DO) dalam air dan dapat menyebakan kondisi anoksik di perairan, sehingga tidak dapat dihuni lagi oleh biota alami
5. Limbah Minyak
Limbah minyak adalah buangan yang berasal dari hasil eksplorasi produksi minyak, pemeliharaan fasilitas produksi, fasilitas penyimpanan, pemrosesan, dan tangki penyimpanan minyak pada kapal laut. Limbah minyak bersifat mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, dan bersifat korosif. Limbah minyak merupakan bahan berbahaya dan beracun (B3), karena sifatnya, maupun jumlahnya dapat mencemarkan dan membahayakan lingkungan hidup, serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya.
6. Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga. Limbah ini bisa berupa sisa-sisa sayuran seperti (wortel, kol, bayam, slada), bisa juga berupa kertas, kardus, karton atau kotoran manusia. Limbah ini juga memiliki daya racun tinggi jika berasal dari sisa obat dan aki.
7. Limbah Perdagangan/Komersial
Limbah ini berasal daerah tempat perdagangan, seperti toko, pasar tradisional, warung, swalayan
D. Parameter Kualitas Limbah
Kualitas limbah dipengaruhi berbagai faktor Yaitu : volume air limbah, kandungan bahan pencemar, frekuensi pembuangan limbah.
1. BOD (Biochemical Oxygen Demand)
BOD adalah ukuran kandungan oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme di dalam air untuk menguraikan bahan organic di dalam air. Apabila kandungan oksigennya menurun, maka kemampuan mikroorganisme aerob untuk menguraikan bahan buangan organic menurun pula. BOD ditentukan dengan mengukur jumlah oksigen yang terserap oleh limbah cair akibat adanya mikroorganisme selama kurun waktu tertentu.
2. COD (Chemical Oxygen Demand)
COD merupakan jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada didalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia. Biasanya pada limbah industry.
3. DO (Disolved Oxygen)
DO merupakan kadar oksigen terlarut dalam air. Semakin kecil nilai DO dalam air, tingkat pencemarannya semakin tinggi. Parameter DO sangat penting dalam pengoprasian system saluran pembuangan ataupun pengolaan limbah.
4. pH
Nilai pH suatu perairan mencirikan keseimbangan antara asam dan basa dalam air. Pada dasarnya air yang baik adalah air yang tidak tercemar. Dalam kondisi yang demikian berarti air bersifat netral, sedangkan apabila di dalam perairan terdapat zat pencemar akan berakibat sifat air berubah menjadi asam atau basa. Beberapa sifat fisis yang dipersyaratkan untuk air limbah yang boleh dibuang ke sungai antara lain: Nilai pH limbah cair adalah ukuran kemasaman atau kebasaan limbah. Air yang tidak tercemar memiliki pH antara 6.5-7.5. Sifat air bergantung pada besar kecilnya pH. Air yang memiliki pH lebih kecil dari pH normal akan bersifat masam, sedangkan air yang memilki pH lebih besar dari pH normal akan bersifat basa.
E. Dampak Limbah
1. Dampak terhadap biota air.
Banyaknya zat pencemar pada air akan mengakibatkan menurunnya kadar oksigen terlarut yang menyebabkan terganggunya perkembangan pada tanaman dan tumbuhan air. Akibatnya matinya bakteri-bakteri maka proses penjernihan air secara alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan demikian, air limbah jadi sulit diurai.
2. Dampak nya terhadap kualitas air tanah
Pencemaran air tanah oleh sampah-sampah dan tinja telah terjadi dalam skala yang luas, yang mengakibatkan susahnya untuk mendapatkan air bersih.
3. Dampak terhadap kesehatan
Bisa mengakibatkan berbagai macam penyakit salah contohnya keracunan, kerusakan organ, kanker, hipertensi, asma blonchioli pengaruh pada janin gangguan pertumbuhan baik fisik maupun psikis bahkan sampai kematian.
4. Dampak terhadap lingkungan
Limbah bisa menghasilkan debu, asap, belerang, kebisingan, membuat air sungai keruh, bau yang menyengat dari sampah, kuman dan bakteri yang berterbangan di udara.
F. Usaha Penanganan Limbah
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) tidak dapat begitu saja ditimbun, dibakar atau dibuang ke lingkungan , karena mengandung bahan yang dapat membahayakan manusia dan makhluk hidup lain. Limbah ini memerlukan cara penanganan yang lebih khusus dibanding limbah yang bukan B3. Limbah B3 perlu diolah, baik secara fisik, biologi, maupun kimia sehingga menjadi tidak berbahaya atau berkurang daya racunnya. Beberapa metode penanganan limbah B3 yang umumnya diterapkan adalah sebagai berikut. Metode pengolahan secara kimia, fisik dan biologi Proses pengolahan limbah B3 dapat dilakukan secara kimia, fisik, atau biologi. Proses pengolahan limbah B3 secara kimia atau fisik yang umumnya dilakukan adalah stabilisasi/ solidifikasi si/solidifikasi adalah semen, kapur (CaOH2), dan bahan termoplastik. Stabilisasi/solidifikasi adalah proses pengubahan bentuk fisik dan sifat kimia dengan menambahkan bahan peningkat atau senyawa peraksi tertentu untuk memperkecil atau membatasi pelarutan, pergerakan, atau penyebaran daya racun limbah, sebelum dibuang. Contoh bahan yang dapat digunakan untuk proses stabilisasi/solidifikasi adalah semen, kapur (CaOH2), dan bahan termoplastik.
PENANGANAN LIMBAH PADAT
1. Open dumping
Open dumping yaitu metode penimbunan terbuka dan sering disebut metode kuno. Pada tahap ini sampah dikumpulkan dan ditimbun begitu saja dalam lubang yang dibuat pada suatu lahan, bisanya di TPA.
2. Sanitary landfill
Sanitary landfill adalah metode yang lebih modern dibandingkan dengan metode open dumping. Sampah dikumpulkan dan ditimbun dilahan yang sebelumnya telah dilapisi oleh plastik kemudian ditambahkan tanah lempung lalu sampah dimasukan kemudian dipadatkan dan yang terakhir adalah pada permukaan atas sampah ditaburi tanah tiap harinya. (Pada metode ini ada beberapa kelebihannya yaitu sampah tidak merembes ketanah karena sudah diberi alas palstik dan lapisan tanah yang diberikan tiap hari itu dapat mencegah menyebarkanya gas metan ke udara.)
3. Insinerasi
Insinerasi adalah pembakaran sampah/limbah padat menggunakan suatu alat yang disebut insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume sampah berkurang sangat banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses insinerasi menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk pemanas ruangan.
4. Pembuatan kompos padat dan cair
Metode ini adalah dengan mengolah sampah organik seperti sayuran, daun-daun kering, kotoran hewan melalui proses penguraian oleh mikroorganisme tertentu. Pembuatan kompos adalah salah satu cara terbaik dalam penanganan sampah organik. Berdasarkan bentuknya kompos ada yang berbentuk padat dan cair. Pembuatannya dapat dilakukan dengan menggunakan kultur mikroorganisme, yakni menggunakan kompos yang sudah jadi dan bisa didapatkan di pasaran seperti EMA efectif microorganism.EMA merupakan kultur campuran mikroorganisme yang dapat meningkatkan degradasi limbah atau sampah organik.
5. Daur Ulang
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga dalam proses hierarki sampah 3R(Reuse, Reduce, and Recycle).
Salam Hangat,
Dek' Widya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar